ASPI 2023
Conference Management System
Main Site
Submission Guide
Register
Login
User List | Statistics
Abstract List | Statistics
Poster List
Paper List
Reviewer List
Presentation Video
Online Q&A Forum
Access Mode
Ifory System
:: Abstract ::

<< back

Analisis Ketahanan Kawasan Pesisir Perkotaan Berdasarkan Pola Perubahan Penggunaan Lahan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Kota Manado, Indonesia)
Andy Anton Mangopa Malik (a*) Rieneke Lusia Evani Sela (b) Ingerid Lidia Moniaga (c)

a) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Sam Ratulangi
Kampus Unsrat Bahu Manado, 95115, Indonesia
*andymalik[at]unsrat.ac.id
b) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Sam Ratulangi
Kampus Unsrat Bahu Manado, 95115, Indonesia
c) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Sam Ratulangi
Kampus Unsrat Bahu Manado, 95115, Indonesia


Abstract

Wilayah pesisir merupakan zona peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dapat dipengaruhi oleh perubahan daratan dan lautan. Kawasan pesisir merupakan bagian dari kawasan perkotaan yang terdiri dari prasarana, sarana, utilitas umum, dan kawasan perkotaan yang menunjang kegiatan. Di masa sekarang, penelitian ilmiah tentang hubungan antara ketahanan dan kota telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Resilient City atau yang disebut kota tangguh adalah kota yang memiliki kemampuan untuk kembali ke bentuk semula setelah terkena resiko/tekanan/bencana. Dalam konteks kota, kota tangguh diterjemahkan ke dalam sistem baru untuk memahami dan mengelola risiko bahaya dan perubahan iklim di kawasan perkotaan dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang melalui sistem rencana tata ruang. Pengaturan pemanfaatan ruang di wilayah pesisir diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan/atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang berlaku. Kawasan pesisir Kota Manado merupakan salah satu ciri Kota Manado sebagai kota pesisir dengan panjang garis pantai sekitar 18,7 kilometer. Melihat ciri fisik pantai di kawasan pesisir Manado sebelum tahun 1989, maka wilayah pesisir yang berkarakter pantai pada saat itu masih dapat dijumpai di Pantai Malalayang, Bahu, Sario, Titiwungen, Wenang (kecuali daerah yang tergolong ke Pelabuhan Manado), Sindulang dan Tuminting di utara Pantai Manado. Perubahan pemanfaatan ruang pesisir ini diawali dengan dibangunnya Jalan Boulevard sepanjang 4,5 km yang selain berfungsi sebagai jalan penghubung dari kawasan selatan ke pusat kota juga sebagai tanggul pengaman pemukiman terhadap abrasi pantai yang seringkali merusak rumah penduduk di sepanjang pantai. Dalam hal ini, perlu dilakukan analisis ketahanan wilayah pesisir Kota Manado, guna mengetahui tingkat kesiapan Kota Manado dan masyarakat dalam menghadapi permasalahan tersebut. Untuk analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu penelitian yang bersifat deskriptif analisis statistik karena menggambarkan bagaimana penanganan daerah rawan bencana yang berada di wilayah pesisir Kecamatan Malalayang, Sario, Wenang, dan Tuminting. Analisis yang dilakukan berupa analisis populasi, dan perubahan penggunaan lahan pada lahan di pesisir Kota Manado. Untuk analisis perubahan penggunaan lahan pada wilayah pesisir Kota Manado digunakan teknik analisis SIG atau ArcGIS. Dari hasil analisis pada 4 Kecamatan yang berada di pesisir Kota Manado terbagi atas 9 jenis penggunaan lahan yang diantaranya yaitu hunian, perdagangan dan jasa, perkebunan, tanah kosong, transportasi, pelayanan public, RTH, RTNH, dan sungai. Secara keseluruhan, seluruh Kelurahan yang ada di Pesisir Kecamatan Malalayang, Sario, Wenang, Tuminting mengalami perubahan penggunaan lahan yang signifikan dalam 20 tahun terakhir. Perubahan penggunaan lahan yang paling signifikan di Kecamatan Malalayang terjadi pada perubahan penggunaan lahan perkebunan yang diubah menjadi pemukiman. Di Kecamatan Sario dan Kecamatan Wenang perubahan penggunaan lahan yang paling signifikan terdapat pada lahan kosong yang berubah fungsi menjadi perdagangan dan jasa. Sedangkan di Kecamatan Tuminting perubahan penggunaan lahan yang paling signifikan terjadi pada lahan perkebunan dan lahan kosong yang berubah menjadi pemukiman.

Keywords: Kota Tangguh, Perencanaan Wilayah, Tata Guna Lahan, Wilayah Pesisir

Topic: PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERKETAHANAN

Plain Format | Corresponding Author (Andy Anton Mangopa Malik)

Share Link

Share your abstract link to your social media or profile page

ASPI 2023 - Conference Management System

Powered By Konfrenzi Ultimate 1.832M-Build6 © 2007-2025 All Rights Reserved