ASPI 2023
Conference Management System
Main Site
Submission Guide
Register
Login
User List | Statistics
Abstract List | Statistics
Poster List
Paper List
Reviewer List
Presentation Video
Online Q&A Forum
Access Mode
Ifory System
:: Abstract ::

<< back

Kajian Bahaya Banjir di Pesisir Utara Pulau Jawa: Perspektif Keruangan dalam Berbagai Skala Kota
Retno Sari Dewi, Wiwandari Handayani, Iwan Rudiarto

Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


Abstract

Perkembangan wilayah perkotaan yang semakin meluas di wilayah pesisir, menimbulkan kecenderungan pembangunan masif dan perubahan guna lahan, dari lahan yang tidak terbangun menjadi lahan terbangun. Dominasi lahan terbangun akan meningkatkan goncangan (shock) dan tekanan (pressure) terhadap lingkungan, serta berkontribusi memperparah bahaya iklim. Di Indonesia, urbanisasi meningkat pesat sejak tahun 1970an dengan program pembangunan secara nasional yang lebih terstruktur. Namun demikian, urbanisasi di Indonesia tidak terjadi secara merata. Sejak masa kolonial, pembangunan sudah difokuskan pada Pulau Jawa sehingga proses urbanisasi relatif lebih masif terjadi di pulau tersebut. Pada tahun 2020, lebih dari 56 persen atau sekitar 149 juta penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Pesisir utara Pulau Jawa memiliki nilai lebih dalam pembangunan aktivitas ekonomi karena memiliki morfologi relatif datar dan ketersediaan sumberdaya air yang melimpah. Pengembangan infrastruktur perkotaan dipusatkan di wilayah tersebut dan merangsang pertumbuhan penduduk yang semakin tidak terkontrol. Hal tersebut kemudian memicu terjadinya degradasi lingkungan dan memperparah bahaya iklim, terutama banjir yang disebabkan oleh curah hujan yang ekstrim, kenaikan permukaan air laut, serta diperparah dengan penurunan muka tanah. Pada tahun 2020, banjir merupakan bencana yang memiliki jumlah kejadian terbanyak di Indonesia dan Pulau Jawa. Karakteristik dari masing-masing wilayah perkotaan dapat mempengaruhi tingkat keparahan bahaya banjir yang terjadi di wilayahnya. Karakteristik tersebut dilihat pada semua skala kota, yaitu megapolitan, metropolitan, dan kota besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik kota-kota di pesisir utara Pulau Jawa dalam konteks bahaya banjir. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggabungkan dua metode analisis: analisis keruangan (spatial analysis) dan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis, Kota Tegal dan Kota Pekalongan adalah kota besar yang memiliki proporsi luas bahaya banjir terbesar. Sementara itu, kota dengan proporsi luas bahaya banjir terkecil diduduki oleh Kota Semarang yang masuk dalam kategori kota metropolitan. Karakteristik pada masing-masing kota yang memiliki perbedaan skala tersebut mempengaruhi tingkat keparahan banjir.

Keywords: Analisis Keruangan, Banjir, Kota, Pesisir, Jawa

Topic: PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERKETAHANAN

Plain Format | Corresponding Author (Retno Sari Dewi)

Share Link

Share your abstract link to your social media or profile page

ASPI 2023 - Conference Management System

Powered By Konfrenzi Ultimate 1.832M-Build6 © 2007-2025 All Rights Reserved