ANALISIS INDEKS DESA MEMBANGUN KECAMATAN POLONGBANGKENG SELATAN DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI WILAYAH BERKELANJUTAN Andi Idham A.P (a), Irsyadi Siradjuddin(a), Aulia Yunindah(a), Dewi Safitri(a), Yuliana Sari(a), Iswahyuddin(a), Muh Nur Syafaat(a)
(a)Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Sains dan Teknologi/UIN Alauddin Makassar
Abstract
Pengembangan ekonomi berkelanjutan di desa menjadi isu yang semakin penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Pengembangan desa dapat dilakukan dengan mengoptimalkan potensi yang ada dalam desa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Menurut data Badan Pusat Stastistik (BPS) sekitar 70% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan sebagian besar mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber penghidupan utama. Namun masih banyak desa yang mengalami ketimpangan pembangunan ekonomi dan
sosial, serta kesulitan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi lokal. Peningkatan status indeks desa membangun sangat bergantung pada dana desa dan ekonomi masyarakat desa. Namun, fakta di lapangan masih ada beberapa desa yang sudah memiliki dana desa namun status indeks desa membangunnya masih berkembang. Untuk mempercepat pembangunan, serta meningkatkan keterjangkauan dalam wilayah tertinggal pemerintah pusat melakukan usaha untuk mengatasi hal tersebut melalui kebijakan dana desa. Dana desa merupakan dana yang
sumbernya berasal dari APBN, yang kemudian ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota yang nantinya bertujuan untuk mendanai berbagai kegiatan-kegiatan desa seperti program pembangunan, pemberdayaan serta pemerintahan desa. Hadirnya dana desa diharapkan setiap desa mampu meningkatkan status desa menjadi desa yang mandiri dalam bidang ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan ketahanan lingkungan. Kemampuan dan keberhasilan desa dalam meningkatkan kemandiriannya dapat diukur melalui indeks desa membangun
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Indeks Desa Membangun. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
memberikan gambaran umum potensi desa, mengukur ketahanan desa dalam berbagai aspek, dan merumuskan strategi perencanaan pengembangan kawasan desa terpadu di Kecamatan Polongbangkeng Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder, sumber data penelitian berupa observasi lapangan, dokumentasi, wawancara, dan kusioner. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis potensi desa, Indeks Desa Membangun (IDM) dan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian, Kecamatan Polongbangkeng Selatan memiliki potensi desa meliputi hasil pertanian dan perkebunan, dengan pertanian sebagai sumber mata pencaharian utama. Komoditas tanaman pangan yang dominan adalah padi dan jagung. Berdasarkan hasil analisis Indeks Desa Membangun (IDM), Desa Moncongkomba memiliki skor IDM tertinggi yaitu 0.71, sehingga masuk dalam klasifikasi desa maju. Sementara itu, empat desa lainnya yaitu Desa Cakura (0.66), Desa Su^rulangi (0.65), Desa Lantang (0.67), dan Desa Kale Lantang (0.62),
termasuk dalam klasifikasi desa berkembang. Secara keseluruhan, IDM Kecamatan Polongbangkeng Selatan mencapai skor 0.662, termasuk dalam klasifikasi desa berkembang. Tingkat perkembangan Bumdes di Kecamatan Polongbangkeng Selatan bervariasi, dengan Bumdes di Desa Su^rulangi masuk dalam klasifikasi maju, Bumdes Desa Moncongkomba dan Desa Kale Lantang masuk dalam klasifikasi dasar, dan Bumdes Desa Cakura dan Desa Kale Lantang masuk dalam klasifikasi berkembang. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa Kecamatan Polongbangkeng Selatan berada dalam kuadran I dan II. Desa-desa yang berada di kuadran I adalah Desa Su^rulangi, Desa Moncongkomba, Desa Cakura, dan Desa Lantang, sedangkan Desa Kale Lantang berada di kuadran II.Berdasarkan hasil analisis SWOT Kecamatan Polongbangkeng Selatan dapat melakukan ekspansi dengan
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal untuk menghadapi sejumlah tantangan dalam melakukan pengembangan di setiap desa