ASPI 2023
Conference Management System
Main Site
Submission Guide
Register
Login
User List | Statistics
Abstract List | Statistics
Poster List
Paper List
Reviewer List
Presentation Video
Online Q&A Forum
Access Mode
Ifory System
:: Abstract ::

<< back

Perencanaan Kawasan Agrotourism Berbasis Geografic Information System (GIS) Dengan Pendekatan Soft System Methodology (SSM) di Desa Betteng, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat
Virda Evi Yanti Deril, Windy Septi Sintia, Rafid Mahful

Universitas Sulawesi Barat


Abstract

Desa Betteng merupakan salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Desa Betteng memiliki sejumlah potensi sumber daya alam khususnya dibidang pertanian dan pariwisata. Potensi pertanian di Desa Betteng berupa gula aren, pohon kemiri, dan nanas. Sedangkan potensi pariwisata, berupa wisata pemandangan alam yang indah pada ketinggian puncak dan wisata historis dengan cerita sejarah kisah perjuangan pahlawan bangsa indonesia di Majene, yang menjadikan desa ini sebagai benteng pertahanan. Namun, potensi pertanian dan pariwisata di Desa Betteng belum dikelola secara maksimal untuk pengembangan ekonomi desa. Hal ini, disebabkan oleh beberapa permasalahan seperti: kurangnya aksesibilitas menuju lahan pertanian/perkebunan, kurangnya kualitas sumber daya masyarakat dalam mengelola sumber daya alam, fasilitas wisata yang belum memadai, kurangnya daya tarik wisata dan promosi wisata serta belum adanya pengelolaan pariwisata. Berdasarkan penjelasan diatas maka isu utama yang terdapat di Desa Betteng adalah kurangnya pengelolaan dan integrasi sektor pertanian dan pariwisata dalam meningkatkan perekonomian desa. Oleh karena itu, dalam rangka menyelesaikan isu utama yang terdapat di Desa Betteng maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan Konsep Perencanaan Kawasan Agrotourism berbasis Geografic Information System (GIS) dengan mnggunakan metode pendekatan analisis Soft System Methodology (SSM), yaitu metodologi yang sangat produktif untuk mempelajari setiap aktivitas manusia yang terorganisir di dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu. SSM merupakan kerangka kerja (form network) pemecahan masalah yang dirancang secara khusus untuk situasi di mana hakikat masalah sulit untuk didefiisikan (Ricardo.P, Rafi.S, dan Rifni 2017). Dalam SSM terdapat 7 langkah pendekatan yang akan digunakan dalam menganalisis situasi permasalahan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam memperbaiki permasalahan tersebut. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi lapangan, FGD (Focus Group Discussion), dan wawancara. Hasil analisis dari 7 tahapan SSM yang dimulai dari identifikasi masalah sampai implementasi tindakan untuk penyelesaian masalah dijabarkan sebagai berikut: Tahap 1) Hasil identifikasi masalah melalui FGD dan wawancara menunjukan Desa Betteng memiliki permasalahan dalam lingkungan yang berkaitan dengan persampahan dan aksesbilitas jalan, permasalahan industri yang berkaitan dengan industri pengelolaan dan pemasaran, dan permasalahan SDM yang berkaitan dengan pengetahuan masyarakat. Tahap 2) Hasil identifkasi pengambaran situasi masalah menunjukan kurangnya pengelolaan di sektor pertanian menyebabkan hasil pertanian tidak maksimal. Tahap 3) Hasil identifikasi root definitions dengan CATWOE analysis, menunjukan Costumer (siapa yang mendapatkan manfaat dari aktivitas bertujuan): semua masyarakat dan pemerintah Desa Betteng serta wisatawan, Actor (siapa yang melaksanakan aktivitas-aktivitas): pemerintah dan masyarakat Desa Betteng yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas implementasi konsep Agrotourism, Tranformation (apa yang harus berubah agar input menjadi output): perubahan kawasan pertanian menjadi kawasan agrowisata dengan peningkatan aksesibiltas dan sarana prasarana penunjang Agrotourism, World-View (pemahaman berbagai pihak tentang makna yang mendalam atas situasi permasalahan): implementasi perencanaan konsep Agrotourism diharapkan dapat menjadikan desa Betteng dan hasil produksi pertanian Desa Betteng dikenal oleh masyarakat luar, Owner (siapa yang dapat memiliki kontrol dalam perencanaan): pihak pemerintah Desa Betteng dan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Barat, Environment Constraint (Hambatan dalam lingkungan yang tidak dapat dihindarkan): keterbatasan dana dalam perencanaan pengembangan kawasan Agrotourism. Tahap 4) Hasil identifikasi pendekatan pengembangan Agrotourism, menunjukan model konseptual yang akan diterapkan di Desa Betteng dalam mengimplementasikan konsep Agrotourism menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan konservasi atau pelestarian dan perlindungan. Tahap 5) Hasil identifikasi comparing models with real world situations, menunjukan terdapat kondisi real yang sudah sesuai dengan aktivitas yang seharusnya dan masih terdapat kondisi real yang belum sesuai dengan aktivitas yang seharusnya. Pada kondisi aktivitas yang belum sesuai, diberikan rekomendasi dan tergat yang agar sesuai dengan kondisi realnya. Tahap 6) Hasil identifikasi dampak dari penerapan menunjukan penerapan agrowisata dapat meningkatkan konservasi sumber daya alam, meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan pertanian, dan dapat meningkatkan perekonimian msyarakat. Tahap 7) Hasil identifikasi action to improve the situation, menunjukan tindakan untuk meningkatkan situasi di dunia nyata adalah penerapan konsep Agrotourism dengan pembuatan masterplan yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan Agrotourism Desa Betteng secara teknokratik, bertahap dan berkelanjutan

Keywords: Perencanaa Desa, Konsep Agrotourism, Geografic Information System (GIS), dan Soft System Methodology (SSM).

Topic: PENGEMBANGAN DAYA SAING EKONOMI DAN WILAYAH YANG BERKELANJUTAN

Plain Format | Corresponding Author (Virda Evi Yanti Deril)

Share Link

Share your abstract link to your social media or profile page

ASPI 2023 - Conference Management System

Powered By Konfrenzi Ultimate 1.832M-Build6 © 2007-2025 All Rights Reserved