Winner and Loser: Studi Dampak Kepadatan Wilayah dalam Penyediaan Perumahan yang Berkelanjutan (Studi Kasus Jakarta dan Kalimantan Timur sebagai Wilayah Ibu Kota Negara)
Hanafi Kholifatul Iman, Iwan Kustiwan, Maya Safira

Institut Teknologi Bandung


Abstract

Negara berkembang cenderung memiliki jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan negara maju sehingga perlu untuk dikendalikan, terlebih lagi jika didukung dengan tingkat urbanisasi yang tinggi. Jumlah penduduk yang terus berkembang ini kemudian menyebabkan tingkat kepadatan yang terjadi di suatu daerah menjadi semakin tinggi. Perkembangan kawasan perkotaan yang cukup tinggi dan didukung oleh pertumbuhan penduduk perkotaan yang tinggi akibat pengaruh urbanisasi menimbulkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar, seperti kebutuhan akan tempat tinggal, akses terhadap sarana dan prasarana dasar, perekonomian, dan sebagainya. Beberapa kota yang terus berkembang akan menjadi semakin padat sehingga menyebabkan daya dukung kota juga akan semakin terbatas. Namun, di sisi lain, ada juga kota yang pertumbuhannya lambat, tetapi tetap terkendali sehingga penyediaan kebutuhan dasar dapat terpenuhi. Dari sini, akan dibahas lebih dalam mengenai konsep wilayah ^winner^ dan ^loser^ dalam konteks penyediaan kebutuhan dasar perumahan. Dalam konteks wilayah ^winner^ dan ^loser^, wilayah ^winner^ dapat diartikan sebagai wilayah yang penduduk dan aktivitasnya teraglomerasi dalam satu lokasi atau wilayah yang sangat padat serta memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Daerah ^loser^ dapat diartikan sebagai daerah yang secara keseluruhan pertumbuhan daerahnya cukup lambat bahkan tidak berkembang atau menurun, baik dari sektor ekonomi, perkembangan fasilitas, dan juga pertumbuhan penduduk yang cukup lambat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan membandingkan antara dua lokasi dengan cara mendeskripsikan sesuai dengan konsep kawasan ^winner^ dan ^loser^, yang kemudian akan dikaitkan dengan permasalahan perumahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif untuk memperdalam informasi terkait perumahan secara lebih detail yang didukung dengan pendekatan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa Jakarta merupakan ^winner area^ sedangkan Kalimantan Timur adalah ^loser area^. Dari keunggulan daya tarik Jakarta, Jakarta akan tumbuh pesat dan menjadi lebih maju terutama di bidang ekonomi sedangkan Kalimantan Timur memiliki pertumbuhan penduduk yang lebih lambat dan kegiatan ekonomi yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan Jakarta. Jakarta dan Kalimantan Timur masih menghadapi masalah perumahan mereka sendiri. Jakarta kesulitan menyediakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah karena keterbatasan lahan dan daya dukung juga terbatas dan sudah defisit. Kalimantan Timur menghadapi untuk menyediakan perumahan tetapi dalam jumlah yang lebih rendah dari Jakarta dan juga Kalimantan Timur masih memiliki lebih banyak ruang untuk dikembangkan. Selain itu, masalah lingkungan menjadi isu yang paling banyak dibicarakan di Kaltim akibat deforestasi, sehingga bisa dikelola dengan baik. Banyak cara untuk mengatasi masalah perumahan tersebut, baik di Jakarta maupun Kalimantan Timur. Untuk meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman perkotaan di Jakarta harus dilakukan secara sistematis dengan menerapkan prinsip revitalisasi berupa perbaikan dan pembangunan kembali lingkungan. dalam memenuhi kebutuhan akan rumah, diperlukan upaya yang sangat besar dalam pembangunan rumah vertikal baik di kawasan baru maupun di kawasan kumuh berat yang pelaksanaannya disesuaikan dengan daya dukung lingkungan setempat. Sedangkan di kawasan kumuh, diperlukan upaya peningkatan kualitas perumahan dan fasilitas lingkungan. Konsep revitalisasi semacam ini sudah dilakukan di daerah lain di Indonesia, misalnya di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan pulau serta daerah lain. Selain itu, untuk mencapai rencana pengembangan yang telah direncanakan oleh pengambil, dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan manajemen dengan mempertimbangkan sistem dan teknologi informasi serta penegakan hukum, serta menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan perkotaan yang sesuai dengan kondisi setempat. Dalam pelaksanaannya diperlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dengan penekanan pada pemberdayaan masyarakat, kerjasama dengan lembaga keuangan, tanggung jawab sosial dan lingkungan serta kerangka kerjasama lainnya.

Keywords: winner, loser, Jakarta, Kalimantan Timur, perumahan

Topic: PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CERDAS DAN BERKELANJUTAN

ASPI 2023 Conference | Conference Management System