Kajian Estimasi Dampak Rencana Pembangunan Pelabuhan Onshore Terhadap Ketahanan Masyarakat Pesisir Kota Pekalongan
Tia Dianing Insani (1*), Iwan Rudiarto (1), Wiwandari Handayani (1)

1) Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
*tia.insani[at]pwk.undip.ac.id


Abstract

Selama lebih dari satu dekade, Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP) mengalami penurunan kinerja akibat banjir rob, sedimentasi, dan penurunan tanah. Tingkat produktivitas sektor perikanan tangkap dan perekonomian masyarakat pun menurun. Bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Kota Pekalongan berupaya mengatasi permasalahan di PPNP melalui rencana pembangunan pelabuhan onshore. Pemerintah Kota Pekalongan menyatakan bahwa pembangunan pelabuhan onshore bertujuan mengembalikan kejayaan sektor perikanan tangkap Kota Pekalongan dan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir di sekitar kawasan pelabuhan. Pembangunan infrastruktur berskala besar seperti ini berpotensi menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat. Akan tetapi, sebagaimana umumnya pembangunan di Indonesia, rencana pembangunan pelabuhan onshore di Kota Pekalongan disusun tanpa proses evaluasi awal (ex-ante). Meski sudah direncanakan sejak tahun 2011, belum banyak pelibatan masyarakat dalam mengkaji potensi dampak, manfaat, dan risiko pembangunan pelabuhan onshore. Belum tersedia dokumen resmi yang menjabarkan evaluasi awal (ex-ante) maupun rencana menyeluruh yang dapat diakses secara terbuka. Padahal keberadaan evaluasi awal (ex-ante) dapat meminimalisir timbulnya masalah di masa depan. Penelitian ini bertujuan mengkaji estimasi dampak pembangunan pelabuhan perikanan onshore bagi ketahanan masyarakat. Pembahasan potensi dampak dalam penelitian ini dibagi dalam dimensi fisik ruang dan sosial-ekonomi yang berimplikasi pada ketahanan masyarakat. Pemahaman masyarakat akan potensi dampak dari rencana pembangunan pelabuhan onshore dapat menjadi dasar untuk mengestimasi dampak yang perlu diakomodasi oleh pembuat kebijakan guna menghasilkan anticipative policy. Lokasi penelitian adalah Kelurahan Panjang Wetan (lokasi PPNP eksisting) dan Kelurahan Krapyak (lokasi pelabuhan onshore) yang merupakan wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data primer melalui wawancara, focus group discussion (FGD) bersama masyarakat, dan observasi lapangan. Sementara data sekunder sebagai penunjang analisis berasal dari dokumentasi institusi, sumber pemberitaan, dan kajian pustaka. Terdapat empat tahap analisis yang dilakukan, yaitu analisis dimensi fisik ruang kawasan pelabuhan dan sosial-ekonomi, analisis penilaian masyarakat, analisis estimasi dampak, dan analisis ketahanan masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada dimensi fisik ruang, perubahan signifikan terlihat pada pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan, status kepemilikan lahan, dan akses. Pada dimensi sosial-ekonomi, perubahan yang terjadi tidak lepas dari perubahan fisik ruang dan pembangunan fasilitas penunjang pelabuhan. Aktivitas masyarakat yang semula didominasi sektor perikanan dan perindustrian mulai bertambah dengan aktivitas sektor pariwisata dan perdagangan dengan dibangunnya taman rekreasi Pantai Pasir Kencana dan pusat kuliner di kompleks Technopark Pekalongan. Interaksi masyarakat di kedua lokasi penelitian menunjukkan potensi peningkatan karena adanya infrastruktur baru berupa Jembatan Krapyak-Panjang. Analisis penilaian masyarakat menunjukkan sentimen positif dan negatif yang cenderung seimbang di antara kelompok masyarakat, khususnya terkait pengendalian banjir, akses dan infrastruktur, peluang ekonomi, dan perubahan sosial. Meskipun masyarakat secara umum memandang optimis bahwa pelabuhan onshore dapat memperbaiki kondisi perekonomian mereka, terdapat kekhawatiran akan dampak yang mungkin terjadi di luar dugaan. Masyarakat menilai bahwa pemerintah belum cukup membuka peluang partisipasi yang memungkinkan penyampaian inisiatif dan evaluasi. Analisis estimasi dampak rencana pembangunan pelabuhan onshore menunjukkan dinamika yang berbeda pada tiga tahapan, yaitu tahap perencanaan (2011-2020), pembangunan (2021-2025), dan operasional (setelah 2025). Dampak positif banyak terjadi di tahap perencanaan pada dimensi fisik ruang, ditunjukkan oleh banyaknya penyediaan fasilitas penunjang pelabuhan yang mulai dilakukan. Sementara itu, meningkatnya ketidakpastian dan spekulasi di tengah masyarakat pada tahap ini membuat dimensi sosial-ekonomi didominasi oleh dampak negatif. Di tahap pembangunan, estimasi dampak negatif lebih dominan pada dimensi ruang fisik karena proses pembangunan pelabuhan mulai berjalan. Akan tetapi, peluang ekonomi dan interaksi sosial masyarakat justru semakin meningkat pada tahap ini, sehingga dimensi sosial-ekonomi menunjukkan estimasi dampak positif. Tahap operasional menunjukkan estimasi dampak positif bagi kedua dimensi seiring dengan selesainya pembangunan dan dimulainya aktivitas di pelabuhan onshore. Secara keseluruhan, estimasi dampak yang dinamis berkembang di tiap tahapan rencana turut berpengaruh terhadap ketahanan masyarakat. Dampak positif pada dimensi fisik ruang dan dimensi sosial-ekonomi secara dominan berkorelasi positif terhadap ketahanan masyarakat.

Keywords: estimasi dampak, ex-ante, pelabuhan onshore

Topic: PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CERDAS DAN BERKELANJUTAN

ASPI 2023 Conference | Conference Management System